a special world where one cannot see..

...pondering, and wondering...

Monday, November 28, 2005

----------
tik tik tik..
bunyi hujan gemericik..
selamat mengetik..
laporan kerja praktik.. [ex-cinta3]
----------
hehehe..exam ku..
biarlah berlalu..
InsyaAllah tgl 7des ku melaju..
ke rumah ortu..
6jan nanti, air asia kan menanti..
di pelabuhan air, tuk membawaku ke negri ini..[ex-cinta3]
----------
khawatir;
bolakbalik berpikir;
hingga akhirnya ragu datang menyerbu;
hati yang tengah tak tentu..

duh, inginnya konsisten jaga hati;
biar ga bingung mikirin hal yang belum pasti;
tapi entah kenapa godaan selalu saja ada;
dan mengacaukan segalanya hingga sesal yang tersisa.. [cinta1]
----------

Sunday, November 13, 2005

Berburu Pahala
sumber: muslim.or.id

Saudaraku,
Pahala memang tak tampak di mata
Tak seperti tumpukan harta dunia yang dicari-cari manusia
Tak seperti gadis cantik yang diidam-idamkan para pemuda
Tak seperti nilai A yang didambakan mahasiswa

Saudaraku,
Tapi ingatlah siapa yang menjanjikannya
Dzat yang menciptakan dunia beserta seluruh isinya
Yang membukakan bagimu kebaikan beserta pintu-pintunya
Dia Yang Maha benar perkataannya
Dia tidak pernah menyelisihi janji-Nya

Saudaraku,
Kalau seandainya seluruh jin dan manusia
Berhati taqwa yang mencapai puncaknya
Maka tidaklah menambah kemuliaan-Nya sedikitpun juga

Kalau seandainya seluruh jin dan manusia
Berhati busuk yang mencapai dasar jurang dosa
Maka tidaklah mengurangi kemuliaan-Nya sedikitpun juga

Saudaraku,

Ketika para penuntut ilmu agama duduk di majelis ilmu
Dimanakah kamu?

Ketika hamba-hamba Alloh menaikkan celana demi Robb-mu
Dimanakah kamu?

Ketika para mukminat mengenakan jilbab berhias rasa malu
Dimanakah kamu?

Ketika Al Qur’an dibaca dengan merdu
Dimanakah kamu?

Ketika orang-orang berkerumun antri wudhu
Dimanakah kamu?

Ketika adzan Shubuh di pagi buta memanggilmu
Dimanakah kamu?

Ketika saudaramu membutuhkan senyum dan tegursalammu
Dimanakah kamu?

Ketika jalan diliputi rintangan yang mengganggu
Dimanakah kamu?

Ketika saudaramu membutuhkan nasehatmu
Dimanakah kamu?

Ketika dzikir pagi-sore membasahi lisan menyejukkan qalbu
Dimanakah kamu?

Ketika masyarakat yang diliputi kejahilan haus akan ilmu
Dimanakah kamu?

Ketika orang-orang berburu pahala dengan menggebu-gebu
Dimanakah kamu?

Thursday, November 10, 2005

(cintasatu-from'dilatasi memori')
karena lidah ini sudah kelu,
bahkan tubuh pun sudah terasa kaku.
ah, sudahlah!!
anggap saja masing2 sudah tau sama tau...

(cintadua-own)
tau sama tau?
atau hanya mengangkat bahu?
aku pun ingin ia tau
tapi, aku masih harus menunggu
hingga siap ku untuk itu

Bidadari, takkan kutahan kepergianmu...

Senja ini ada yang bersenandung didalam hatiku,
senandung pelan,
bahkan terdengar seperti tangis yang tertahan.

Tapi sungguh aku tidak sedang menangis,
aku mencoba bersenandung,
karena saat ini bukan saatnya untuk menangis

Jika hati kita mau berdamai dengan derita,
untuk apa menangis?
biarkan mata ini beristirahat lewat binarnya yang tinggal sekejap,
biarkan hati ini bersyukur,
atas segala nikmat iman, islam, dan kehidupan bersahaja,
yang dihadiahkan olehNya

Nun jauh disana, diluar sana,
diluar kepala kita, diluar bayangan kita, diluar pengetahuan kita,
betapa banyak hati-hati yang tengah merindu.
Ada yang menuntaskan rindunya dengan kebencian
lalu ia berbuat apatis dari rahmat Allah,
ada pula yang ISTIQOMAH
menggenggam rindunya sebagai amanah ALLAH,
agar lewat rindu itu ia belajar untuk meniti hari,
melewati segala rintangan, onak dan duri,
lalu mengembalikan rindunya kepada Yang Maha Dirindui.

Dan senja ini,
sejak perpisahan kita,
sungguh aku seperti kehilangan tempat untuk merindu.

Senja ini aku lupa jalan untuk pulang,
untuk menyerahkan cinta.
Cinta kepada Tuhan,
dalam bentuk yang paling sederhana,
menyerahkan segenap harapan,
menawarkan segenggam rindu kepada anak manusia,
lewat janji yang disaksikan olehNya.
karenanya ijinkan aku berbisik: b
idadari, takkan kutahan kepergianmu.........

Bukan sebab, aku tak mau engkau hadir di sisiku,
tapi sebab Tuhan punya cerita tersendiri tentang kita. B
ukan pula sebab, engkau tidak cantik atau menarik dalam pandanganku sebagai laki-laki,
(jika aku memanggilmu bidadari, maka bidadari dari negeri mana yang sungguh tak cantik?)

bahkan kadang aku kehabisan kata....
karena tak tahu apa sebutan yang pantas buat cantiknya cantik...
tapi mungkin memang harus demikian adanya,.....
rindu kita memang harus demikian adanya....
banyak kenyataan yang tak sesuai harapan kita,
bahkan terkadang kenyataan itu begitu menyakitkan......
tapi begitulah, begitulah cara Tuhan menitipkan cintaNya,
apakah sanggup kita balas mencintaiNya,
ketika cinta bertaruh dengan takdirNya?
apakah cinta kita hanyalah segenap emosi yang bertabur harapan semata.....
apakah cinta sekedar perasaan indah dan semerbak......

ada cerita dari takdirNya,
ketika IA mempertemukan kita,..
ketika aku secara terbata meminangmu dengan air mata...
ketika keluargamu dengan tegas menolak lamaranku....
ketika habis cahaya rembulan saat doamu usai di atas sajadah...
ketika engkau menangis
dan keluargamu pun ikut menangis
ketika atas nama cinta, engkau, gadis yang manja itu
berubah menjadi gadis yang keras kepala di hadapan kakak-kakakmu
sebab tekadmu untuk segera menikah tak ingin dibendung .....

tapi begitulah cinta, begitulah rindu.....
karenanya jika kita tak bersama,
sungguh tak boleh ada yang disalahkan atas semua ini....
sebab cinta bukanlah logika,
atau ilmu hitung dagang, atau hitungan untung rugi
apalagi investasi

selalu ada yang harus kita syukuri
atas segenap perasaan indah yang pernah hadir di dalam hati.....
perasaan itu membuat kita merasa menjadi penting,
perasaan itu seakan memberi kita kehidupan,
perasaan itu yang memanusiakan kita....
perasaan itu yang mengukir sbuah catatan kecil di hati seorang lelaki sahaja....
ada coretan tanganmu disana,.....
tangan mungil bidadari, yang takkan kutahan kepergiannya.....
seperti juga coretan bidadari yang dulu pernah singgah dan pergi......
semuanya mahluk yang pernah dikirimkan Tuhan ke hadapanku.....
semuanya bidadari yang pernah aku mengira sebagai jalan untuk pulang,...
untuk menyerahkan keindahan cinta, segenggam rindu,
dan segenap kesungguhan diri.......
tapi sungguh bidadari-bidadari itu,...
punya cerita, alur hidup dan lakon sendiri.....

setidaknya ada yang tercatat dari pertemuan kita......
ungkapan cita dalam kehendak menyelamatkan separuh agama,
semoga menjadi kata-kata yang membuatNya Tersenyum dan Meridloi,
entah nanti, entah kapan....
ketika hati kita bergolak lagi,
ketika mungkin engkau telah menikah
dengan seorang lelaki (entah siapa)
ketika cintamu berbalas cinta
dan Tuhanpun Menyatukan dalam takdir pernikahan
ketika perlahan namun pasti ada perasaan cinta yang dalam yang merambat di hatimu
saat suamimu kelak menyentuhmu, saat itulah ada yang akan kita syukuri
dari masa lalu yang dulu pilu......
saat itulah terucap terimakasih karena kita tak lagi bersama

ketika kehidupan berlalu, dan rindumu telah menemukan jalan untuk pulang....
ada yang akan terlupakan dari derita saat ini......
bahkan kepiluan kini akan menjadi sebait puisi yang indah
sebab cinta itu separuhnya adalah sabar
dan separuhnya lagi adalah syukur....

kepadaMu Tuhan, sungguh hati ini ingin berkata:
bidadari, takkan kutahan kepergianmu.....
Bukan sebab, aku tak mau engkau hadir menemaniku,
tapi sebab engkau harus meneruskan kehidupanmu......
bagaimana aku dapat meneruskan kehidupanku,
jika aku menahan kehidupan seorang bidadari?
sedangkan cinta akan mati dalam kehidupan yang tidak berjalan.....
cinta tidak berkembang menjadi apa adanya cinta
ketika ia menjadi alat untuk membelenggu kehidupan seseorang.......

Senja ini ada yang bersenandung didalam hatiku,
senandung pelan, bahkan terdengar seperti tangis yang tertahan.
Tapi sungguh aku tidak sedang menangis,
aku mencoba bersenandung, karena saat ini bukan saatnya untuk menangis

Namun seperti tubuh lelah yang mengeluarkan peluh,
hati yang lelahpun seakan mengeluarkan peluh
dan peluhnya hati adalah air mata.......
karenanya ijinkan aku menangis........

---dari Afra, from unknown source

Monday, November 07, 2005

Hati Hati Bawa Hati

Karya : Ust. M. Faudzil Adzim


Aduh......,
Susahnya punya hati
Letaknya tersembunyi,
Tapi gerakan tampak sekali

Aduh .....,

Susahnya menjaga hati
makin menahan diri,
makin banyak yang menawan hati

Niat hati lurus dan suci

namun banyak godaan menanti
dilayani kan lupa diri
tak dilayani ? teman sendiri

Makanya.......,

Lebih baik punya istri/suami
Kalau tersenyum ada yang menanggapi
Kalau berekspresi ada yang memahami
Sikapnya lembut tak bikin keki
Kadang malah memuji

"Tuhan tak pernah ingkar janji,

Kalau terus menjaga diri,
Akan mendapat pendamping yang lurus hati"
Tapi kalau masih sendiri

Hati hati bawa hati

Kalau sibuk mencari perhatian,
Kapan kamu mengenal gadis/pria yang bisa menjaga pandangan?
Bagusnya sibuk menyiapkan perbekalan (memperbaiki iman)
Tanpa susah-susah membayangkan
Saat saat tak terbayangkan

Ada pun kalau sudah beristri/bersuami,

Jangan lupa mengingatkan
Kalau ada yang dilalaikan
Tentang perkara yang disyari'atkan
Tapi kalau ia memelihara kewajiban
Ingat-ingatlah untuk memberi perhatian
Jangan menunggu dapat peringatan

---miscellaneous from my scrap book---

# mungkin memang masa
yang bisa memupusnya tiada.
Hingga sirna percikan2 rasa
yang belum saatnya ada.

# waktu telah merubah jarak antara kita:
beda, aku hampir tak percaya.
Tapi tetap saja
nuansa itu menjelma.
Jadi rasa,
yang kain hari kian meraja.

# siapakah dirimu?
yang mempesona itu..
menjajah ruang hatiku,
juga pikiranku.

oh, dia [cinta].
perampas cinta dari dada,
tanpa harus berkata
ataupun menggoda.

dunia dengan warnanya,
aku dengan harapan dan asa.
Ragu, aku pun berdoa:
bolehkah aku memilikinya??

--by cintadua

# jika panas adalah jiwa,
maka dingin adalah hampa.
Ketiadaannya membuat menderita,
sama halnya dengan [cinta]

--by cintadua

# rasa rindu memang kadang tak tau diri,
datang menyerbu tanpa permisi,
tanpa mau tau kondisi si pemilik hati:
sedang cinta, atau sedang benci

--from dilatasi memori

# sebab rindu yang membuncah di relung dada,
padamu kunyanyikan nada
tentang kisah cinta bidadari di surga
hingga membuat iri wanita sholihah penghuni dunia